menatap pagar kayu itu
seakan menantinya muncul di hadapanmu
tersenyum sambil melambaikan tangannya
Jangan lagi kau termangu
karena hanya ruang kosong yang kan kau temui
karena itu hanya akan menjadi penantian
tanpa batas akhir
Mengapa kau selalu menantinya?
Menanti dia yang tak akan pernah kembali
Jangan lagi kau menunggunya
Karena hanya ada duka yang kan menanti
Menanti dan menenggelamkanmu
Dalam jurang kehampaan yang sunyi
Dan gelap
Kawanku, relakan dia tuk pergi
Biarkan dia tenang di sisi-Nya
Karena tangismu hanya akan jadi pemberat buatnya
Tinggalkan kefanaan ini
Aku yakin dia kan sabar menunggumu
Sampai saatnya nanti,
Buatlah dia bangga akan hidup
Yang diberikan sang pencipta padamu
Hingga dia kan tersenyum menatapmu
Dari atas sana
Labels: puisi